Beauty And The Beast (2017) (4,5/5)

Beauty And The Beast (2017) (4,5/5) - Hallo sahabat nurchocolatey, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Beauty And The Beast (2017) (4,5/5), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel 2017, Artikel drama, Artikel musical, Artikel romance, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Beauty And The Beast (2017) (4,5/5)
link : Beauty And The Beast (2017) (4,5/5)

Baca juga


Beauty And The Beast (2017) (4,5/5)


"Look at her! What if she's the one? The one who will break the spell?"

RottenTomatoes: 70% | IMDb: 7,9/10 | Metascore: 65/100 | NikenBicaraFilm : 4,5/5


Rate: PG
Genre: Musical, Drama

Directed by Bill Condon ; Produced by David Hoberman, Todd Lieberman ; Screenplay by Stephen Chbosky, Evan Spiliotopoulos ; Based on Disney's Beauty and the Beast, Beauty and the Beast by Jeanne-Marie Leprince de Beaumont ; Starring Emma Watson, Dan Stevens, Luke Evans, Kevin Kline, Josh Gad, Ewan McGregor, Stanley Tucci, Audra McDonald, Gugu Mbatha-Raw, Ian McKellen, Emma Thompson ;  Music by Alan Menken ; Cinematography Tobias Schliessler ; Edited by Virginia Katz ; Production company Walt Disney Pictures, Mandeville Films ; Distributed by Walt Disney ; Studios Motion Pictures ; Release date February 23, 2017 (Spencer House), March 17, 2017 (United States) ; Running time 129 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $160 million


Story / Cerita / Sinopsis:
Belle (Emma Watson) tinggal di sebuah kota kecil, dimana ia bermimpi untuk bisa pergi dari kotanya tersebut. Suatu hari, ayahnya dipenjara oleh Beast (Dan Stevens) - makhluk jelek rupa misterius yang tinggal di sebuah kastil bau tanah yang angker. Belle kemudian berusaha membebaskan ayahnya sambil berusaha membebaskan mantra yang menimpa sang Beast, dimana keduanya harus berguru mencintai.

Review / Resensi:
Beauty and the Beast ini yakni tipikal film yang yaa.. cheesy, gampang ditebak, fairy-tale dongeng yang hanya relevan kalau Anda masih kecil, but still..... I really don't care. It's still so charming and magical for me. Because you know, I desperately need a romance in my life.. so watching this give me a romance pleasure that I really want. Haha. Ya, saya tahu meme-meme beredar dimana-mana, "nyinyir" bahwa Belle menderita stockholm syndrome yang jatuh cinta kepada penculiknya sendiri, atau Belle mustahil akan jatuh cinta kepada Beast kalau saja Beast tidak punya kastil megah. But once again: saya, yang biasanya tukang nyinyir, tidak mempedulikan itu semua... Beauty and the Beast adalah sebuah film yang bisa mempesona saya. Saya keluar bioskop dengan perasaan gembira, berhasrat ingin menari dan berdansa sambil menyanyi - nyanyikan lagunya. Please, give me that damn yellow cute dress (and of course, the charming handsome rich prince!)


Nampaknya, versi live-action dari Beauty and The Beast ini memang hendak memalsukan Cinderella (2014), yang meraih kesuksesan justru sebab sesuai dengan dongeng aslinya. In this case, dongeng aslinya yakni Beauty and the Beast versi animasi kartun Disney tahun 1991 yang sangat terkenal itu. Beauty and The Beast malah sangat seakan-akan dengan versi awalnya, sampai termasuk lagu-lagu yang digunakan. Jadi, orang (yang kebanyakan cewek-cewek remaja) tiba ke bioskop sebab hendak menyaksikan mimpi dan romantisme mereka dalam wujud film, bukan sebab ingin tahu jalan ceritanya atau apa. So am I. Saya mencicipi pesona yang sama yang saya alami ketika nonton La La Land, menyaksikan Beauty and the Beast memberikan saya sebuah eskapisme ke dunia alternatif yang indah, magical, dan tentu saja.... romantis. (Bf, i need my bf...).

Bagi saya, tidak terlalu duduk masalah kalau Beauty and the Beast ini benar-benar memalsukan dari versi kartun animasinya (yang didasarkan dari fairy-tale Perancis). Film orisinilnya diproduksi 26 tahun dari versi awalnya, sehingga sasaran audiens yang disasar yakni generasi baru: putri kecil kita, atau para ABG yang belum lahir di tahun 90-an. Dan tentu saja, mereka yang ingin bernostalgia. Dan sebab inilah saya merasa Beauty and the Beast sangat berhasil dan mencetak hasil memuaskan pada box office. Lagu-lagunya sama, namun dengan versi aransemen ulang yang jauh lebih glamor dan megah (yang anyway, kini saya menulis ini sambil mendengarkan lagu-lagunya). Desain set, kostum, dan propertinya juga sangat manis dan memanjakan mata. Ada sedikit subplot berbeda berupa masa kemudian Beast dan Belle, yang menciptakan ceritanya jadi lebih masuk nalar dan menciptakan kita jadi makin simpati dengan huruf keduanya

Emma Watson kabarnya menolak tugas Mia di film La La Land demi kiprahnya sebagai Belle di Beauty and the Beast. Sejauh yang saya baca, akting dan kualitas bunyi Emma Watson memicu perdebatan di kalangan netizen. Sebagian memujanya, sebagian yang lain menganggap bahwa Emma Watson tidak bisa merepresentasikan huruf Belle dengan baik. Dan saya.... termasuk yang memujanya, Bagi saya tugas sebagai Belle membutuhkan aktris yang loveable, semoga para wanita yang menontonnya bisa dengan gampang menyukai huruf sang protagonis, dan para lelaki juga bisa mengagumi dan menyayangi sosok Belle. Emma Watson, I think she's the one. Dia yakni Hermione yang tidak pernah mengkhianati citranya. She's pretty enough but not intimidating. Smart and feminist. Girl next door type. Yeah damn right! Jadi, kemunculan Emma Watson selalu menciptakan saya ikutan memuja betapa manis dan manisnya dirinya. So, Emma Watson and autotune? I don't care.

The rest of cast, juga tampil baik mendukung Beauty and The Beast. Saya menyukai performa Luke Evans yang begitu piawai membawakan kiprahnya yang menyebalkan (tapi macho) sebagai Gaston dan bernyanyi dengan baik. Emma Thompson, Audrey McDonald dan Ewan McGregor juga mengatakan performa memikat dalam menyanyikan bait-bait lagu mereka (Emma Thompson singin' Beauty and the Beast? My favorite! even it is a more way better than Ariana Grande version). Dan Stevens.... oh my God... saya ga bisa lupa wajah tampan beliau waktu main The Guest, jadi ketika kesannya beliau muncul di kepingan selesai saya langsung ngeces dan sejenak saya lupa caranya bernafas.... Ada yang menarik pula dibahas, ketika tim PR film ini bikin kontroversi dengan menyebutkan salah satu karakter, yakni Le Fou (Josh Gad) menjadi huruf Disney pertama yang gay. Well, sesudah memicu kontroversi sana-sini, tapi ternyata filmnya toh tidak se-gay yang ditakutkan kaum homophobic. And fun trivia: Josh Gad is straight, dan ternyata Luke Evans yang bahu-membahu gay. *patah hati*

Namun, bukan berarti Beauty and the Beast tidak mempunyai kekurangan. Saya merasa ada beberapa kepingan yang humornya agak miss dan editingnya kurang mulus. Saya juga agak merasa animasi CGI antique furniture - para pelayan Beast - kurang "lucu" dan kurang "ceria", termasuk scene musikal "Be Our Guest" yang terlalu gelap buat saya. Saya juga merasa ada beberapa kepingan yang terasa kurang dramatis, terutama..... that damn kissing scene! OMG, nungguin usang buat kesannya ngeliat wajah ganteng Dan Stevens dan kesannya Beast (yang udah jadi ganteng) berciuman dengan Belle..... saya merasa kissing scene nya sangat flat dan meh. Harusnya bisa lebih romantis lagi. Harusnya keduanya bisa lebih tersipu-sipu lagi. (Bf, i really need my bf please!).

Overview :
Beauty and the Beast yakni sebuah film yang menjadi sebuah nostalgia yang indah bagi mereka yang telah menonton versi animasinya dan sebuah perkenalan yang tepat bagi generasi baru. Setia terhadap versi aslinya, Beauty and the Beast tetaplah sebuah film yang sangat mempesona, memukau, dan... magical (I'm sure magical is a perfect word). Manusia membutuhkan eskapisme dari realitas yang menjemukan dan menyedihkan, dan Beauty and the Beast menawarkan dunia dimana-semuanya-indah-dan-bahagia dalam bentuknya yang terbaik. Lagu-lagu lamanya dibawakan ulang dengan beberapa lagu gres dari Celine Dion dan Josh Groban yang juga menawan. Emma Watson sangat likea"belle"... cast lain juga mengatakan performa yang juga sama menariknya. Memang, ada beberapa ketidaksempurnaan, but who cares?


Demikianlah Artikel Beauty And The Beast (2017) (4,5/5)

Sekianlah artikel Beauty And The Beast (2017) (4,5/5) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Beauty And The Beast (2017) (4,5/5) dengan alamat link https://nurchocolatey.blogspot.com/2019/07/beauty-and-beast-2017-455.html

0 Response to "Beauty And The Beast (2017) (4,5/5)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel